Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. .
Apa kabar Kak?
Kak.. Kami heran..j
Heran, kenapa kami yang harus menulis surat terlebih dulu?
Heran, kenapa Kakak tidak pernah sekalipun menyurati kami?
Heran, kenapa Kakak seolah acuh, tidak peduli, bahkan mungkin lupa dengan kami?
Kak.. Kami takut..
Takut kalau ternyata Kakak sudah tidak ingat lagi dengan kami.
Takut kalau ternyata Kakak sudah memutuskan tali persaudaraan dengan kami.
Takut kalau ternyata Kakak lupa jalan pulang..
Atau bahkan Kakak tidak pernah ingin pulang?
Kak.. Kami heran..j
Heran, kenapa kami yang harus menulis surat terlebih dulu?
Heran, kenapa Kakak tidak pernah sekalipun menyurati kami?
Heran, kenapa Kakak seolah acuh, tidak peduli, bahkan mungkin lupa dengan kami?
Kak.. Kami takut..
Takut kalau ternyata Kakak sudah tidak ingat lagi dengan kami.
Takut kalau ternyata Kakak sudah memutuskan tali persaudaraan dengan kami.
Takut kalau ternyata Kakak lupa jalan pulang..
Atau bahkan Kakak tidak pernah ingin pulang?
Kak.. Kami rindu..
Rindu mendengar suaramu ketika engkau bersimpuh di hadapan Allah mendoakan kami
Rindu melihat isak tangismu ketika engkau membayangkan air mata dan darah kami yang sudah hampir habis..
Rindu mendengar suaramu ketika engkau bersimpuh di hadapan Allah mendoakan kami
Rindu melihat isak tangismu ketika engkau membayangkan air mata dan darah kami yang sudah hampir habis..
Kak.. Dengarkan!
Kami ingin hidup seperti Kakak
Hidup tenang, kenyang, aman, tentram
Kak.. Kami capek..
Terus menghindar dari peluru dan amunisi
Terus berlari dari rudal dan tank yahudi
Kami jenuh Kak..! Jenuh..!
Kami ingin hidup seperti Kakak
Hidup tenang, kenyang, aman, tentram
Kak.. Kami capek..
Terus menghindar dari peluru dan amunisi
Terus berlari dari rudal dan tank yahudi
Kami jenuh Kak..! Jenuh..!
Teganya kau, Kak..?
Bersenang-senang sedang adikmu merana
Teganya kau, Kak..?
Tertawa lebar tapi kami menangis darah
Teganya kau, Kak..?
Berjalan congkak penuh kesombongan, sedangkan kami merangkak mati
Bersenang-senang sedang adikmu merana
Teganya kau, Kak..?
Tertawa lebar tapi kami menangis darah
Teganya kau, Kak..?
Berjalan congkak penuh kesombongan, sedangkan kami merangkak mati
Tapi, kami masih terus berharap kepadamu, Kak!
Kami masih yakin kami punya saudara
Kami masih ingin agar engkau pulang, Kak!
Kembali ke kampung kami
berjalan di jalan kami
Memakai pakaian kami
Berbicara dengan bahasa kami
Mengendarai kendaraan kami
Atau mungkin engkau sudah lupa?
Bahwa kampung kami adalah “Akhirat”
jalan kami adalah “Islam”
Pakaian kami adalah “Taat”
Bahasa kami adalah “Qur’an”
Kendaraan kami adalah “Sunnah”
Kami masih yakin kami punya saudara
Kami masih ingin agar engkau pulang, Kak!
Kembali ke kampung kami
berjalan di jalan kami
Memakai pakaian kami
Berbicara dengan bahasa kami
Mengendarai kendaraan kami
Atau mungkin engkau sudah lupa?
Bahwa kampung kami adalah “Akhirat”
jalan kami adalah “Islam”
Pakaian kami adalah “Taat”
Bahasa kami adalah “Qur’an”
Kendaraan kami adalah “Sunnah”
Terakhir permintaan dari kami, Kak!
Kirimi kami sedikit parfummu kami bosan dengan bau mesiu
Berikan kami tawa lebarmu untuk kami jadikan sedikit senyuman di bibir tipis kami yang sudah lama kaku
Papah kami, Kak! Kami tidak tahu kemana perginya tangan dan kaki kami.
Kak.. Selongsong peluru itu sakit Kak.. Tidakkah kau merasa?
Kami cuma anak kecil..
Kirimi kami sedikit parfummu kami bosan dengan bau mesiu
Berikan kami tawa lebarmu untuk kami jadikan sedikit senyuman di bibir tipis kami yang sudah lama kaku
Papah kami, Kak! Kami tidak tahu kemana perginya tangan dan kaki kami.
Kak.. Selongsong peluru itu sakit Kak.. Tidakkah kau merasa?
Kami cuma anak kecil..
Adikmu yang sedang meregang nyawa
Palestina
Palestina
(Ditulis dengan gaya bahasa “memaksa”, maklum saya bukan orang
sastra, hanya asal bicara, sekedar jeritan hati yang sudah terlalu lama,
tersimpan di sudut jiwa yang kalut, jenuh dengan kebohongan,
kemunafikan pemuda-pemuda, pelajar-pelajar yang katanya “Pelajar Islam”
seperti Saya. Semoga kita tidak lagi melupakan mereka (adik-adik kita
para mujahid cilik Palestina). SEmoga setiap keringat, air mata juga
darah mereka tidak kita sia-siakan dengan banyak makan, tidur, tertawa.
“Antum Mas’uluun Amamallah fi yaumil qiyamah”.
Makasih sudah membaca.. semoga Allah menetapkan hati ini, meluruskan jalan ini..)
“Antum Mas’uluun Amamallah fi yaumil qiyamah”.
Makasih sudah membaca.. semoga Allah menetapkan hati ini, meluruskan jalan ini..)